Senin, 03 Juni 2013
Wolverine Frog
Kalo kemaren kita bahas newt atau kadal air yang mirip Spawn, sekarang kita punya sedikit info tentang katak yang mirip Wolverine. Wolverine..? Yup, bener. Salah satu anggota X-Men yang bisa mengeluarkan cakar dari tangannya. Katak ini bernama Hairy frog, atau katak yang memiliki nama ilmiah Trichobatrachus robustus ini dikenal juga dengan nama katak berambut. Disebut katak berambut bukan tanpa alasan lho, karena katak ini benar benar memiliki rambut. Amfibi unik ini berasal dari Pantai Barat Afrika Tengah. Spesies ini ditemukan di dataran rendah perbukitan Osamba di Nigeria Timur hingga perbukitan Mayombe di ujung barat Republik Demokratik Kongo, selain itu, katak ini tercatat juga terdapat di Nigeria, Kamerun dan Gabon. Katak ini juga diduga ada di daerah Cabinda di Angola.
Katak jantan dari spesies ini bisa tumbuh hingga berukuran 11 centimeter. Katak ini memiliki untaian kulit dan arteri yang sangat mirip rambut saat mereka berkembang biak. ‘Rambut’ ini diperkirakan untuk memungkinkan katak berambut ini mendapatkan lebih banyak oksigen lewat kulit mereka saat mereka merawat anak anaknya.
Kenapa mirip Wolverine? David Blackburn dan rekan rekannya dari Museum Zoologi Komparatif Universitas Harvard menemukan perilaku ganjil mekanisme pertahanan diri katak ini. Ketika merasa terancam, katak ini akan mematahkan kakinya sendiri, hal ini lebih seperti perilaku cicak atau kadal yang memtuskan ekornya untuk menghindar dari musuhnya. Menurut New Scientist, mereka mematahkan tulang belakang mereka dan mencuatkan duri duri tajam dengan ujung melengkung menembus kulitnya sendiri. Tapi beberapa katak lain memiliki duri bertulang yang mencuat dari sikunya, dan pada spesies ini tampak kalau tulangnya tumbuh menembus kulit dan bukannya menusukkannya ketika butuh untuk pertahanan. Hasilnya, duri duri ini mirip sekali seperti cakar kucing, walaupun mekanisme pematahan dan pemotongannya sangat berbeda dan unik di antara hewan vertebrata lain. Katak ini juga dicap unik karena fakta bahwa cakar ini hanyalah tulang dan bukannya keratin seperti cakar pada umumnya.
Sayangnya, hewan ini semakin menurun jumlahnya karena mutu air di habitatnya yang semakin memburuk walaupun walaupun katak ini cukup toleran terhadap perubahan di habitat darat sekitar air sungai kecil. Selain habitatnya yang mulai memburuk, katak ini juga ternyata diburu oleh masyarakat di bukit Rumpi, Kamerun untuk dikonsumsi kecebongnya hingga katak ini mulai langka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar