Minggu, 02 Juni 2013

Penyakit pada ular

Memelihara ular tentu saja ada kendalanya, salah satunya adalah jika ular yang kita pelihara mengalami masalah kesehatan. Beberapa masalah kesehatan ular yang paling sering terjadi adalah problem ganti kulit atau shedding, terjangkit kutu & caplak, memiliki parasit (terutama ular wild caught) & yang paling parah, IBD atau Inclusion Body Disease.Untuk mengatasi masalah yang sering timbul saat ular ganti kulit, kelembaban adalah kunci utamanya. Sewaktu mata ular sudah mulai berwarna kelabu atau buram, selalu dianjurkan untuk menyemprotkan air ke dalam kandang yang bertujuan untuk menjaga kelembaban kandang. Tempat air yang cukup besar juga harus disediakan untuk berendam menjelang ular berganti kulit. Beberapa ular kadang mengalami kesulitan sewaktu berganti kulit yang sebenarnya hanya karena lingkungan yang kering atau bekas luka. Selalu periksa kulit lama bekas shedding, kulit lama harusnya berbentuk utuh dan tidak terpotong potong. Yakinkan kalau kulit bagian mata dan ekor juga sudah ikut mengelupas. Pengelupasan di bagian ekor yang tidak sempurna bisa mengakibatkan kulit lama menumpuk dan ini akan membuat aliran darah ke bagian ekor tidak sempurna. Jika parah, ekor harus diamputasi karena membusuk. Segera bersihkan sisa kulit yang tidak mengelupas secara sempurna pada bagian mata untuk mencegah infeksi yang bisa mengakibatkan kebutaan pada ular. Caranya adalah dengan menyingkirkan membasahi mata ular dengan air bersih hingga lembab, lalu gunakan dobel tape, sentuh perlahan bagian mata supaya kulit lama menempel pada dobel tape. Bila kulit di bagian mata masih juga menempel dan tidak mau terlepas, segera bawa ke dokter hewan.

Penyakit pada ular lainnya adalah kutu dan caplak. Kutu & caplak pada reptil, khususnya ular memang sangat mengganggu. Selain mengganggu, kutu & caplak pada ular bisa membuat ular berkurang nafsu makannya, anemia, shedding yang tidak sempurna dan lain sebagainya. Apa perbedaan kutu & caplak? Kutu merupakan organismeyang sangat kecil dan hampir mirip seperti titik titik hitam yang berjalan di kulit ular. Sedangkan caplak berukuran lebih besar.  Kedua jenis parasit ini menyedot darah untuk kelangsungan hidupnya. Kutu juga bisa menjadi pembawa parasit protozoa yang bisa tertular pada lairan darah ular. Jika ular terluka atau kondisinya menurun, penyakit lain yang berbahaya akan lebih mudah menyerang. Ciri serangan kutu dan caplak bisa terlihat jelas dengan menggembungnya tubuh kutu atau caplak. Kulit ular berwarna lebih kusam, kadang timbul bintik bintik hitam di sisik ular, sisik mengeras hingga berkurangnya nafsu makan. Ular akan sering terlihat menggosokkan diri di kandang atau berendam di air dengan waktu yang lebih lama dari biasanya.  Caplak biasanya ditemukan di bawah sisik ular atau di hidung ular . Dan kutu, walaupun ukurannya lebih kecil, mudah dikenali dengan adanya titik titik kecil berwarna hitam atau merah  pada ular. Penanganan kutu yang paling aman adalah merendam ular itu dengan air hangat selama beberapa jam sampai kutu kutu terlepas dari kulit dan tenggelam di dalam air. Selama proses perendaman ular ini dilakukan, bersihkan kandang ular untuk mencegah adanya serangan lanjutan dan segera ganti tempat atau alat yang dicurigai menjadi sarang kutu. Pembersihan sebaiknya dilakukan menggunakan cairan pemutih atau antiseptic, lalu jemur kandang di panas matahari selama mungkin. Sedangkan metode teraman untuk menyingkirkan caplak pada ular adalah dengan mengoleskan petroleum jelly pada caplak untuk memaksa caplak ini melepaskan gigitannya pada ular. Mencabut caplak pada ular dengan menggunakan pinset kurang dianjurkan untuk pemula karena kalau kepala caplak tidak ikut tercabut & tertinggal di kulit ular, ini bisa mengakibatkan infeksi yang kemudian bisa mengakibatkan abses atau luka bernanah.
Selain kutu & caplak, parasit juga merupakan penyakit yang biasa diderita ular, terutama ular tangkapan liar. Bukan berarti ular dari penangkaran tidak bisa membawa parasit ini karena parasitr bisa juga diakibatkan oleh mangsa atau tertular dari ular lain. Penyakit yang disebabkan oleh parasit biasanya agak susah untuk dideteksi, gejalanya biasanya muntah , berkurangnya nafsu makan, berat badan yang menurun dan penampilan sakit dari ular. Kotoran ular bisa dibawa ke dokter hewan atau laboratorium untuk diperiksa  & mendapatkan diagnosa ada atau tidaknya parasit pada ular. Pemeriksaan ini penting karena bisa dijadikan acuan pengobatan jika ular benar benar terjangkit parasit.
Penyakit ular yang paling ditakuti adalah Inclusion Body Disease atau yang biasa disingkat jadi IBD, karena IBD adalah penyakit yang paling berbahaya yang menyerang ular peliharaan. Biasanya IBD sering terjadi pada jenis boa dan python terutama pada jenis molurus dan boa constrictors. Tanda tanda IBD berbeda pada tiap jenis ular tapi biasanya penyakit ini melibatkan gangguan saraf , tumor dan penyakit lainnya.
Tanda tanda gangguan saraf pada ular adalah ular tidak bisa mendirikan badannya, terlentang ke arah belakang, selalu melihat ke atas (star gazing), tidak merespon gerakan atau malah kadang seperti terkaget kaget, besar pupil mata tidak seimbang, muntah muntah dan kelumpuhan. Bila curiga ular peliharaan menderita IBD, segera isolasikan ular di tempat yang terpisah dan segera bawa dokter hewan yang berpengalaman. Memang sampai sekarang belum ada pengobatan yang bisa mengobati IBD, jadi biasanya tindakan euthanasia selalu dianjurkan. Yang bisa dilakukan untuk mencegah IBD adalah selalu lakukan karantina pada ular yang baru selama 90 hingga 180 hari sebelum menggabungkan dengan ular lain dan lakukan pembersihan kandang ular dari kutu (kutu berperan besar menjadi penyebar IBD), dan jangan pernah menggunakan kandang yang pernah dipakai ular yang menderita IBD untuk ular lain sebelum dibersihkan secara total dengan cairan pemutih/bleaching.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar