Minggu, 02 Juni 2013

Bahayanya Makan Daging Reptil


Tren makan daging reptil seperti ular, kadal, buaya memang sudah ada sejak lama dan berulang lagi. Daging reptil dipercaya memiliki banyak khasiat untuk kebugaran tubuh juga untuk kecantikan. Tapi sebaiknya hati hati kalau hendak mengkonsumsi daging reptil karena ada bahaya di balik daging reptil. Reptil biasanya sengaja dikembangbiakkan di penangkaran untuk diambil kulitnya atau untuk dipelihara. Tapi sekarang masyarakat justru juga menginginkan dagingnya. Ini terbukti dari makin banyaknya restio yang menyajikan menu berbahan daging reptil.
Sebuah studi menunjukkan reptil yang dikonsumsi dapat memiliki efek samping walaupun rasanya lezat. Hasil penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Food Microbiology mengungkapkan konsumsi daging reptil bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Orang yang mengonsumsi daging reptil seperti buaya, kura kura, kadal atau ular lebih berisiko mengalami beberapa penyakit tertentu seperti trichinosis (penyakit yang disebabkan oleh cacing pita di hewan terutama babi yang membuat sakit perut dan diare). Selain itu, ada pentastomiasis, gnathostomiasis dan sparganosis yang semuanya adalah penyakit hewan yang menular ke manusia. Risiko mikrobiologis yang paling jelas kemungkinan berasal dari bakteri patogen terutama Salmonella, Shigella, E.coli, Yersinia enterolitica, Campylobacter, Clostridium dan Staphylococcus aureus. Bakteri bakteri jahat ini dapat menimbulkan penyakit dengan tingkat keparahan yang berbeda beda, kata seorang peneliti untuk badan kesehatan dunia (WHO).

Para ahli mengatakan data mengenai risiko kesehatan pada masyarakat belum bisa diambil kesimpulannya dikarenakan tidak adanya informasi perbandingan konsumen  daging reptil dengan prevalensi patogennya. Selain itu penelitian yang mempublikasikan hubungan antara konsumsi daging reptil dengan beberapa penyakit masih sangat sedikit. Walaupun sebagian besar informasi yang dipublikasikan menggunakan binatang reptil peliharaan tapi ada juga yang menggunakan spesies liar atau dibesarkan di penangkaran. Untuk menghindari penyebaran penyakit akibat bakteri patogen, para ahli menyarankan agar daging dibekukan terlebih dahulu untuk menonaktifkan parasit yang ada. Selain itu pengolahan dan cara memasak juga harus diperhatikan & tepat agar bakteri patogennya mati, dengan cara memasak sampai benar benar matang. Ini berlaku juga untuk daging yang umum dikonsumsi seperti ikan, daging sapi, ayam atau babi.
Sebenarnya tujuan dari evaluasi risiko ini adalah untuk membuat dasar ilmiah dalam penyusunan undang undang yang dapat menjamin perlindungan konsumen karena beberapa negara telah menggunakan kura kura, buaya, ular dan kadal sebagai pengganti sumber protein dalam urutan rantai makanan. Masih mau konsumsi daging reptil..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar