Banyak orang yang benar benar berusaha keras untuk melindungi amfibi
dari kepunahan karena menurut para ahli biologi, populasi amfibi di
seluruh dunia terancam punah dan 165 spesies di antaranya sudah
dinyatakan punah. Ramah lingkungan tidak gampang diterapkan terutama
bagi katak atau binatang amfibi lainnya yang harus menghadapi musim
musim yang tidak menentu, pencemaran atau polusi dan hilangnya habitat
mereka. Lebih dari sepertiga jumlah amfibi di dunia atau hampir enam
ribu spesies amfibi yang dikenal, terancam masalah lingkungan dan jamur
chytrid mematikan yang dapat memusnahkan seluruh populasi amfibi.
Tapi di Madagaskar ada sebuah program pengembangbiakan amfibi yang
merupakan salah satu usaha penyelamatan yang dilakukan para
herpetologists di seluruh dunia. Robin Moore, pakar amfibi pada lembaga
pelestarian internasional mengatakan kalau jumlah amfibi memang
mengalami penurunan. Banyak spesies berkurang dan diperkirakan punah.
Amfibi adalah binatang yang jumlahnya mengalami penurunan sangat cepat.
Dan menurut Robin Moore program pengembangbiakan adalah cara yang tepat
untuk memperlambat kepunahan itu. Program ini dianggap suatu cara untuk
menghindari kepunahan secara langsung. Program pengembangbiakan amfibi
yang dilakukan di rumah rumah di Madagaskar itu dimulai dengan 30 katak
dari kawasan Andasiben. Tapi tentu saja tidak akan berhenti disitu,
masih ada rencana meningkatkan jumlahnya dan akhirnya mengembangbiakkan
spesies yang terancam punah itu. Kuncinya adalah menggabungkan program
seperti ini dengan program di lapangan untuk memastikan habitat amfibi
itu dilindungi dan idenya adalah untuk mengembalikan spesies itu ke alam
bebas.
Staff dari Departemen Perikanan Virginia bernama John Kleopfer
membantu melacak populasi amfibi di daerah satwa liar Mattaponi sebagai
bagian dari program pemantauan nasional. John mengatakan para pejabat
suaka pertama kali mengamati pengurangan jumlah amfibi itu pada tahun
1970-an. Tapi baru pada pertengahan tahun 1990-an, jamur Chytrid
berhasil dilacak sebagai penyebab musnahnya amfibi secara besar-besaran.
Scott Boisvert adalah siswa berusia 18 yang mempelajari jamur chytrid
yang menyebabkan musnahnya amfibi secara besar besaran itu. Jamur ini
bergerak seperti awan yang mematikan melewati Panama dan Amerika Tengah.
Seorang peneliti mampu memetakan waktu jamur itu muncul dan akibatnya
pada katak katak di daerah itu.
Kleopfer juga mengatakan, tampaknya orang tidak menyadari pentingnya
amfibi dan perannya dalam ekosistem. Katak katak itu memakan serangga
dan katak katak itu adalah makanan binatang lain. Mereka membantu
menyuburkan tanah ketika berada di lingkungan sekitarnya. Jadi ada
hubungan timbal balik. Pada pertengahan musim dingin tidak ditemukan
katak atau kadal. Tapi hanya dengan dua jam berkendara ke arah Selatan
di Virginia, John Kleopfer menemukan banyak telur kadal di genangan air
di dekat jalan. Di dekatnya, ada banyak kecebong yang kemungkinan akan
menjadi katak hijau atau katak kayu yang berenang di sekitar air
berlumpur itu. Sebuah pemandangan yang menjanjikan bagi peneliti
perlindungan amfibi. Sayangnya, di bagian lain Amerika dan juga di
negara negara lain, dunia fauna katak sangat bermasalah dan oleh karena
sebab inilah pusat pengembangbiakan seperti yang ada di Madagaskar
sangat penting dan dapat mencegah mahluk mahluk penting itu dari
kepunahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar