Minggu, 02 Juni 2013

Katak Peramal Gempa



Setelah melakukan beberapa percobaan di laboratorium, para peneliti menemukan  bahwa ketika batu batuan yang berada di bawah tanah berada di bawah tekanan sebagai akibat dari proses geologis, batu batu tersebut akan melepaskan partikel partikel yang bermuatan. Yang menyusahkan dari gempa bumi selain kehancuran yang ditimbulkannya, adalah sifatnya yang terbukti hampir mustahil untuk diprediksi meskipun banyak usaha untuk memprediksinya. Memang dengan mampu memprediksi gempa, jelas akan menyelamatkan banyak nyawa. Selain itu meskipun kenyataannya ada bukti bersifat anekdot yang menunjukkan bahwa beberapa hewan mungkin memiliki kemampuan bawaan dalam memprediksi gempa, penelitian modern justru tetap berfokus untuk mempelajari bumi, bebatuan, kesalahan kesalahan dan lain sebagainya.
Nah, ada ahli biologi yang bernama Rachel Grant yang berasal dari Open University, Inggris yang telah menemukan bukti bahwa katak dapat memprediksi gempa hingga beberapa hari sebelum dataran mulai bergetar. Bekerja sama dengan ahli geofisika NASA, Friedemann Freund dan rekan rekan lainnya, temuan yang dideskripsikan dalam Journal of Environmental Research and Public Health ini menunjukkan bahwa prediksi katak ini mungkin karena adanya perubahan pada air kolam, tempat di mana katak katak tinggal. Grant mempelajari katak katak yang hidup di sebuah kolam dekat L’Aquila, Italia, pada tahun 2009, di hari hari sebelum bencana gempa bumi melanda. Dalam beberapa hari sebelum gempa terjadi, ia mencatat bahwa katak katak mulai pergi meninggalkan kolam. Jumlah mereka menurun dari bawah seratus hingga ke nol, dan Grant menulis tentang pengamatannya ini dalam Journal of Zoology. Setelah beberapa percobaan di laboratorium, para peneliti menulis bahwa ketika bebatuan bawah tanah berada di bawah tekanan sebagai akibat dari proses geologis, mereka melepaskan partikel partikel bermuatan. Partikel partikel tersebut dapat sangat cepat naik ke atas permukaan bumi, mempengaruhi berbagai hal seperti air kolam dan bahan bahan biologis di dalamnya. Dalam kasus kolam di Italia, katak katak itu mungkin bereaksi terhadap perubahan yang mereka rasakan dalam air itu sendiri sebagaimana ion ion berinteraksi dengan bereaksi membentuk sejumlah hidrogen peroksida. Atau mungkin juga ion ion berinteraksi dengan bahan organik di dalam kolam yang menyebabkan zat zat yang dilepaskan menjadi cukup beracun atau kurang berbahaya tapi cukup mengganggu. Yang jelas intinya katak katak itu menyingkir sebelum gempa terjadi.
Masalahnya, untuk membuktikan teori ini, tentu saja mereka harus tahu kapan dan di mana kira kira gempa akan terjadi sehingga memungkinkan mereka untuk mendirikan pengujian sebelumnya. Mungkin yang terbaik yang bisa dilakukan pada titik ini adalah menyebarkan informasi tersebut ke seluruh dunia, jadi kalau ada yang kebetulan bertempat tinggal di dekat kolam dan menyadari bahwa katak katak yang tinggal di situ mulai bepergian, akan cukup bijaksana untuk mengikuti hewan hewan amfibi itu meninggalkan tempatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar