Selasa, 04 Juni 2013

Amfibi Unik Yang Sulit Ditemukan


 
Ichthyophis Bannanicus Orlov


Nama sesilia berasal dari bahasa Latin caecus (buta). Pemberian nama ini merujuk pada matanya yang kecil atau hampir tidak terlihat. Nama ini berasal dari nama taksonomis spesies pertama yang dideskripsikan oleh Carolus Linnaeus, yang diberi nama Caecilia tentaculata. Nama taksonomis ordo ini berasal dari bahasa Yunani gymnos: telanjang dan ophis: ular, karena mulanya sesilia dianggap berkerabat dengan ular. Sesilia, Gymnophiona atau Apoda adalah ordo amfibia yang memiliki tubuh mirip dengan cacing besar atau ular. Spesies ini sangat langka. Selain karena hanya ditemukan di daerah hutan yang masih perawan, sesilia hidup di dalam tanah yang gembur di dekat sungai atau rawa-rawa. Sesilia sama sekali tidak punya kaki, jadi jenis sesilia yang kecil terlihat mirip cacing dan jenis yang besar bisa mencapai panjang 1,5 m dan mirip ular. Ekornya pendek atau hampir tidak ada dan kloakanya berada di dekat ujung badan. Kulitnya lembut dan berwarna gelap tapi tidak mengkilap, tapi ada beberapa jenis yang memiliki kulit berwarna-warni. Di dalam kulit terdapat sisik dari kalsit. Karena sisik ini sesilia pernah dianggap berkerabat dengan Stegocephalia fosil, tapi sekarang sisik itu dipercaya terjadi karena adanya perkembangan sekunder dan kedua kelompok itu tidak berkerabat. Kulit sesilia juga memiliki banyak lipatan berbentuk cincin yang sebagian menutupi tubuhnya sehingga hewan ini kelihatan beruas-ruas. Seperti amfibi lain, di kulit sesilia ada kelenjar yang mensekresikan racun untuk mengusir pemangsa.
Anatomi sesilia teradaptasi dengan sepanjang waktu hidupnya yang dihabiskan di dalam tanah. Tengkoraknya kuat dengan moncong meruncing untuk mwendorong & membuat jalan di dalam tanah atau lumpur. Pada banyak spesies, jumlah tulang di tengkorak tereduksi dan berpadu bersama, mulutnya berada di bagian bawah kepala. Ototnya teradaptasi untuk mendesak jalan di bawah tanah dengan kerangka dan otot dalam bertindak sebagai piston dalam kulit dan otot luar. Hal ini memungkinkan binatang ini menambatkan ujung belakangnya di tempat dan mendesak kepala ke depan lalu menarik bagian tubuh lain untuk mencapainya dalam gelombang. Di air atau lumpur sangat cair sesilia berenang mirip belut. Karena hidupnya di bawah tanah, mata sesilia berukuran kecil dan ditutupi semacam kulit yang melindungi matanya. Hal ini sering membuat sesilia diasumsikan kalau sesilia adalah hewan yang buta. Hal ini tidak sepenuhnya benar, meskipun penglihatannya terbatas pada persepsi gelap & terang yang sederhana. Semua sesilia memiliki sepasang tentakel yang berada di antara mata dan lubang hidung. Tentakel ini kemungkinan digunakan sesilia untuk indra penciuman kedua selain indera penciuman normal di hidungnya.

Sesilia bisa ditemukan pada kebanyakan wilayah tropis di Asia tenggara, Afrika, kepulauan Seychelles dan Amerika Selatan, kecuali di daerah yang kering dan pegunungan tinggi. Di Amerika Selatan penyebaran mereka juga meluas ke daerah sejuk di utara Argentina. Sesilia dapat ditemukan hingga ke daerah selatan samapi sejauh Buenos Aires, kemungkinan ini terjadi sewaktu mereka terbawa banjir sungai Parana jauh di utara.
Tidak ada studi tentang sesilia di Afrika tengah, tetapi sesilia mungkin juga ada di hutan tropis di Afrika Tengah. Sebaran paling utara adalah spesies Ichthyophis sikkimensis di India utara. Di Afrika, sesilia jenis Geotrypetes ditemukan dari Guinea Bissau. Jenis Scolecomorphus  ditemukan di Zambia Utara. Di Asia Tenggara, penyebarannya tidak menyeberangi garis Wallace, mereka juga tidak ditemukan di Australia atau pulau-pulau di antaranya. Jenis Ichthyophis ditemukan di Cina Selatan dan Vietnam Utara. Sesilia juga ditemukan di Selandia Baru. Sesilia yang ditemukan di Indonesia tergolong ke dalam dua genus yaitu genus Caudacaecilia yang menyebar di Kalimantan dan Sumatra, dan marga Ichthyophis yang didapati di Kalimantan, Sumatra dan Jawa.
Dermophis Mexicanus Ebinuma
Sesilia menyukai tempat-tempat yang basah atau lembab. Tepi-tepi sungai atau parit, di bawah tumpukan batu, kayu atau serasah yang bertimbun dan di dekat kolam atau rawa. Makanan sesilia tidak begitu diketahui, meskipun terlihat dari isi perut 14 spesimen Afrocaecilia taitana yang terdiri dari bahan organik dan tetumbuhan yang tak dapat ditentukan, sepertinya sesilia juga karnivora dan memakan berbagai jenis serangga dan invertebrata yang ditemukan di habitat masing-masing spesies. Sisa makanan dari sesilia yang ditemukan dan masih dapat dikenali dari bentuknya adalah kepala rayap. Selain serangga, sesilia juga kemungkinan memangsa cacing dan ular kawat. Di dalam penangkaran, sesilia juga mau memakan lalat yang dilumpuhkan atau lalat mati yang dimasukkan ke kandangnya.
Siphonops Annulatus
Sesilia merupakan satu-satunya hewan dari ordo amfibi yang pembuahannya dilakukan secara internal. Sesilia jantan memiliki organ yang disebut phallodeum yang dimasukkan ke kloaka betina selama 2 hingga 3 jam. Sekitar 25 % spesies sesilia adalah ovipar (bertelur) dan telurnya dijaga oleh sesilia betina. Pada beberapa spesies, sesilia sudah mengalami metamorfosa saat menetas dan yang lain menetas menjadi larva. Larva sesilia tidak sepenuhnya hidup di air tapi menghabiskan waktunya di tanah dekat air. 75 % spesies sesilia adalah vivipar, yang artinya mereka melahirkan anak yang sudah berkembang. Janin atau calon bayi sesilia diberi makan dalam tubuh betina dari sel-sel oviduk yang dimakan dengan gigi pemegang khusus. Spesies Boulengerula taitanus yang bertelur memberi makan anak anaknya dengan mengembangkan lapisan luar kulit yang kaya lemak dan nutrisi yang akan dikuliti anak anaknya dengan gigi yang serupa. Kegiatan ini memungkinkan sesilia tumbuh sepuluh kali lipat beratnya dalam seminggu. Kulit itu dimakan setiap tiga hari (waktu yang diperlukan lapisan baru untuk tumbuh), dan anak anak sesilia hanya makan pada malam hari. Dulu anak anak sesilia dianggap hidup dari cairan sekresi induknya. Beberapa larva seperti larva Typhlonectes, terlahir dengan insang luar yang besar yang akan segera tanggal. Spesies Ichthyophis bertelur dan diketahui menunjukkan sifat merawat anak dengan induk yang menjaga telur-telurnya hingga menetas.

Secara taksonomi, sesilia dibagi menjadi 6 familia yaitu:
  1. Sesilia Berparuh (Rhinatrematidae) – terdiri dari 2 genre dan 9 spesies
  2. Sesilia ikan (Ichthyophiidae) – terdiri dari 2 genre dan 39 spesies
  3. Sesilia India (Uraeotyphlidae) – terdiri dari 1 genus dan 5 spesies
  4. Sesilia Tropis (Scolecomorphidae) – terdiri dari 2 genre dan 6 spesies
  5. Sesilia Akuatik (Typhlonectidae) – terdiri dari 5 genre dan 13 spesies
  6. Sesilia Umum (Caeciliidae) – terdiri dari 26 genre dan 99 spesies
Schistometopum Thomense
Informasi tentang sejarah evolusi sesilia sangat sedikit dan sesilia hampir tidak meninggalkan catatan fosil. Yang diperkirakan dari sedikit fosil tersebut adalah sesilia hanya sedikit berubah bentuknya dalam waktu jutaan tahun. Fosil paling awal yang diketahui berasal dari periode Jurasik. Genus primitive yang bernama Eocaecilia ini masih memiliki kaki kecil dan mata yang berkembang dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar