Selasa, 04 Juni 2013

Katak Tercantik Di Dunia



Hyperolius leucotaenius

Sejumlah spesies amfibi berstatus misterius karena mereka tidak dinyatakan punah, tapi juga tak menampakkan keberadaannya selama berpulu puluh tahun. Sejumlah ahli biologi melakukan ekspedisi untuk mencari spesies amfibi yang hilang itu di wilayah Kongo. Setelah melakukan ekspedisi selama dua tahun, para ilmuwan menemukan lima jenis katak yang semuanya unik. Sebenarnya katak katak itu sudah dideskripsikan sejak tahun 1950, tapi katak katak tersebut seakan akan menghilang dari peradaban.
Salah satu jenis katak yang ditemukan adalah Hyperolius leucotaenius. Katak ini memiliki kulit transparan sehingga organ dalam dan bahkan telur-telurnya bisa terlihat. Spesies katak ini ditemukan di Sungai Elila, bagian tenggara Kongo. Hyperolius leucotaenius memiliki kepala berwarna hijau transparan serta tubuh transparan seperti plastik. Katak ini juga memiliki pola garis yang berwarna kuning dan ujung-ujung jari kakinya berwarna oranye kemerahan. Selain itu, ada tiga spesies yang ditemukan di wilayah dataran tinggi Itombwe, tenggara Kongo. Dua di antaranya adalah Chrysobatrachus cupreonitens yang memiliki tubuh warna hijau dan coklat serta Phrynobatrachus asper yang punya kaki berdaging tebal. Penemuan spesies Phrynobatrachus asper tergolong unik. Spesies ini ditemukan kembali pada tahun 2009 saat seorang warga desa di dataran tinggi Itombwe menawarkan makan malam berbahan katak tersebut kepada para para ilmuwan.
Satu spesies lagi dari dataran tinggi Itombwe adalah katak berjari kuku atau Arthroleptis pyrrhoscelis. Perkembangan katak ini unik sebab tak melewati fase kecebong. Sementara spesies terakhir adalah Hyperolius chrysogaster, ditemukan di Taman Nasional Kahuzi-Biega, timur Kongo. Ekspedisi penemuan kembali amfibi yang hilang ini dipimpin oleh El Greenbaum, ahli biologi dari Universitas Texas di El Paso. Penemuan ini membuktikan bahwa hutan hutan di wilayah Kongo ini masih belum dieksplorasi dengan detail. Ada banyak keanekaragaman hayati di sana dan belum terlambat untuk menggandakan upaya para ilmuwan dalam konservasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar