Selasa, 04 Juni 2013
Buaya Siam
Buaya Siam (Crocodylus siamensis) adalah sejenis buaya anggota suku Crocodylidae. Buaya ini secara alami tersebar di Indonesia (Jawa dan Kalimantan), Malaysia (Sabah dan Serawak), Laos, Kamboja, Thailand, dan Vietnam. Disebut buaya Siam karena spesimen tipe jenis ini yang dideskripsi dan dijadikan rujukan berasal dari Siam (nama lama Thailand). Buaya ini sekarang terancam kepunahan di wilayah-wilayah sebarannya, dan bahkan banyak yang telah punah secara lokal.
Buaya ini relatif kecil ukurannya, dengan panjang total maksimal mencapai 4 meter; tapi umumnya panjang buaya ini hanya sekitar 2–3 m. Terdapat gigi yang memanjang, nampak jelas di antara kedua matanya, keping tabular di kepala menaik dan menonjol di bagian belakangnya. Sisik-sisik besar di belakang kepala berjumlah 2 hingga 4 buah. Terdapat sejumlah sisik-sisik kecil di belakang dubur, di bawah pangkal ekor. Sisik-sisik besar di punggung tersusun dalam 6 lajur dan berjumlah 16 hingga 17 baris sampai ke belakang. Sisik perut tersusun dalam 29 hingga 33 baris. Warna punggung kebanyakan hijau tua kecoklatan, dengan belang ekor yang pada umumnya tidak utuh.
Buaya air tawar ini menyukai perairan dengan arus yang lambat, seperti rawa rawa, sungai di daerah dataran, dan danau. Hewan ini berbiak di musim penghujan. Jumlah telur buaya betina adalah 20 hingga 80 butir, yang diletakkannya dalam sebuah gundukan sarang yang dijaga hingga anaknya menetas setelah sekitar 80 hari.
Karena perburuan gelap dan rusaknya habitat buaya ini di alam, buaya Siam masuk ke dalam kategori kritis (CR, critically endangered). Pada tahun 1992 populasinya bahkan sempat dianggap punah, atau mendekati situasi itu. Tapi untungnya, survey yang berikutnya mendapatkan keberadaan sebuah populasi kecil yang tak-berbiak di Thailand yang hanya tinggal beberapa ekor saja & tersebar di beberapa tempat, di Vietnam yang jumlahnya kurang dari 100 ekor, sementara yang menggembirakan beberapa populasi yang lebih besar dijumpai di Kamboja yang totalnya berjumlah hingga sekitar 4000 ekor dan di Laos, di sekitar aliran Sungai Mekong.[Pada Maret 2005, para konservasionis mendapatkan sebuah sarang berisi bayi-bayi buaya Siam di Provinsi Savannakhet, Laos bagian selatan. Dari Malaysia dan Indonesia, sayangnya, tak ada data yang baru. Menurut perhitungan sekarang, total populasinya di alam diperkirakan kurang dari 5.000 ekor. Di penangkaran, sebagian individu buaya Siam adalah merupakan buaya yang di hibrid dengan buaya muara, di samping beberapa ribu ekor yang masih asli yang dipelihara pada berbagai tempat penangkaran, terutama di Thailand dan Kamboja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar