Kamis, 30 Mei 2013
Pelepasan Kura Kura Langka
Salah satu jenis kura kura paling langka di dunia dilepaskan ke sebuah sungai di Kamboja setelah sebelumnya di punggungnya ditempeli sebuah transmisi satelit. Transmisi itu ditempatkan di tempurungnya untuk mempermudah melacak jejak kehidupannya, terutama saat kura kura air ini melintasi tempat tempat pemancingan komersial dan perangkap perangkap yang dibuat manusia.
Proyek kura kura air ini dilakukan oleh Wildlife Conservation Society yang bekerja sama dengan pemerintah Kamboja dan juga Wildlife Reserves Singapore.Kura kura jenis terrapin sungai yang memiliki berat sekitar 34 kilogram ini adalah salah satu dari sekitar 200 ekor kura kura air yang masih tersisa di alam liar. Kura kura air ini dilepaskan di sungai Sre Ambel di daerah barat daya Kamboja akhir minggu kemarin dengan disaksikan oelh kerumunan warga lokal dan ahli ahli konservasi.
Wildlife Conservation Society yang markasnya ada di New York ini mengatakan bahwa terrapin betina ini diberikan ke kelompok mereka pada tahun 2011 oleh Kamboja yang populasi kura kura dan beberapa spesies lainnya sudah sangat menipis karena melayani permintaan binatang binatang eksotis dari China. Terrapin sungai selatan yang dianggap satu satunya properti milik raja raja Kamboja, hanya bertahan hidup di alam liar di Malaysia, Indonesia dan Kamboja sendiri. Populasi terrapin yang bersarang di sungai Sre Ambel diestimasikan hanya kurang dari 10 ekor betina saja. Kelompok Wildlife Conservation Society menyatakan bahwa terrapin memiliki kemampuan mengagumkan untuk pulih, hal ini kemungkinan juga dikarenakan oelh adanya hutan hutan bakau di tepi pantai kawasan itu adalah yang terbesar di Asia Tenggara yang terbentang seluaskuang lebih 45 ribu hektar.
Spesies kura kura yang dilepaskan ke sungai ini dipasangi monitor ini diharapkan bisa menentukan bagaimana kura kura bepergian di antara nelayan termasuk di area yang sering dijadikan ladang garam dan berubahnya kawasan bakau menjadi tambak tambak udang. Populasi kecil spesies ini ditemukan pada tahun 2000 di sunga Sre Ambel setelah dianggap punah selama bertahun tahun. Setelah pemerintahan brutal Khmer Merah yang meninggalkan negara Kamboja dalam kehancuran pada pertengahan tahun 1970an, penduduk desa yang miskin mulai memasuki hutan dan menangkap binatang binatang langka untuk dijual ke China yang beranggapan bahwa sejumlah hewan liar (dari kura kura hingga harimau) memiliki khasiat untuk pengobatan dan meningkatkan daya tahan seksual dengan harga yang mahal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar