Kamis, 30 Mei 2013

Jumlah Komodo Di Indonesia Akan Bertambah


Dalam satu minggu, dua ekor komodo yang berada di Kebun Binatang Surabaya (KBS) berhasil bertelur hingga 25 butir. Komodo komodo ini kawin di bulan Maret dan komodo betina mulai bertelur sejak awal Agustus. Sampai saat ini sudah ada 25 butir telur komodo. Menurut Public Relation Kebun BInatang Surabaya, proses bertelur dua ekor komodo betina yang masing-masing berumur 12 tahun ini kemungkinan akan masih terus berlanjut hingga dua atau tiga hari ke depan. Proses bertelur komodo biasanya memang memerlukan waktu sekitar dua minggu secara berturut-turut.
Induk komodo ini bertelur di dalam lubang-lubang di tanah. Karenanya pengelola KBS sempat merasa kesulitan untuk mencari dan mengambil telur-telur tersebut. Tapi setelah ditemukan dan diambil, telur telur komodo itu lalu langsung dimasukkan ke dalam inkubator yang khusus untuk reptil, dan ini dilakukan untuk memastikan telur bisa menetas dengan baik dan tidak membusuk. Telur telur itu sendiri butuh waktu sekitar 7 hingga 8 bulan untuk menetas. Menurut Kepala Bagian Kesehatan Satwa KBS, drh Rachmad Hartawan perawatan telur komodo tergolong rumit karena setiap hari harus dipantau dan secara medis dilakukan pencatatan. Dan ini tidak hanya berlaku untuk telur telurnya, induk komodo juga harus dirawat dengan baik.
Saat ini Kebun Binatang Surabaya setidaknya memiliki 64 ekor komodo yang terdiri dari 12 ekor komodo berumur 4 bulan, 18 ekor komodo berumur 1,4 tahun, dua ekor komodo berumur 2,5 tahun, 13 ekor komodo berumur 3,5 tahun, dua ekor komodo berumur 4,5 tahun, 10 ekor komodo berusia 12 tahun dan 7 ekor komodo yang berumur 15-17 tahun. Dari jumlah komodo yang ada di kebun binatang ini, 60 persennya adalah komodo jantan. Komodo yang asli Indonesia ini setidaknya mampu bertahan hidup hingga usia 25 tahun.
Keberhasilan Kebun Binatang Surabaya menangkarkan sekaligus mengembangbiakkan komodo secara alami ternyata mendapat sorotan dari dunia internasional. Hal ini ditandai dengan hadirnya sejumlah peneliti atau ilmuwan serta media internasional ke Kebun Binatang Surabaya. Kebanyakan dari peneliti yang datang ke Kebun Binatang Surabaya itu karena mereka ingin mengetahui bagaimana proses penangkaran sekaligus ingin melihat dari dekat proses penetasan telur-telur Komodo. Manajemen Kebun Binatang Surabaya mencatat beberapa peneliti reptil terutama jenis Komodo yang pernah datang ke Kebun Binatang Surabaya selain dari Indonesia sendiri, ternyata banyak juga yang berasal dari luar Indonesia. Peneliti asal Jerman, setelah melihat dari dekat Komodo dihabitat aslinya di pulau Komodo, suatu ketika langsung mengunjungi Kebun Binatang Surabaya untuk melihat bagaimana Komodo bisa bertahan dan berkembangbiak diluar habitat aslinya. Dan setelah melihat proses penetasan telur-telur Komodo dengan menggunakan incubator sederhana, para peneliti itu yakin bahwa selain faktor keberuntungan, Kebun Binatang Surabaya memang pantas mendapat acungan jempol. Selain itu, karena keberhasilan Kebun Binatang Surabaya menambah jumlah anakan Komodo yang notabene sudah hampir punah beberapa waktu lalu menarik perhatian Ian Williams, salah seorang reporter NBC TV, yang kemudian melakukan reportase di Kebun Binatang Surabaya.

 
 

 









 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar