Minggu, 02 Juni 2013
Pengorbanan Sang Pejantan
Hasil penelitian para ahli dari University of Hamburg di Jerman yang diterbitkan dalam jurnal Animal Behaviour edisi Januari 2012 menyatakan bahwa perilaku beberapa laba laba jantan yang dimakan oleh betinanya ternyata dilakukan demi kepentingan memberi kehidupan pada anak anak laba laba. Perilaku sadis ini disebut dengan kanibalisme seksual yang dalam beberapa kasus (seperti pada laba-laba Argiope bruennichi), betinanya akan membungkus jantannya dengan jaring laba laba sedemikian rupa hingga si jantan bisa dimakan sedikit demi sedikit saat kawin. Dalam sebuah percobaan di lab, ditemukan hanya 30 persen dari laba laba jantan yang bisa selamat dari proses perkawinan yang pertama kali. Laba laba jantan juga membiarkan betinanya menggerogoti tubuh mereka sedikit demi sedikit, karena dengan demikian proses kawin pun akan berlangsung lebih lama. Dan itu artinya peluang membuahi si betina akan menjadi lebih besar.Tapi sayangnya karena anatomi tubuh laba laba jantan yang tidak menunjang, laba laba jantan hanya mampu melakukan coitus sebanyak dua kali. Dari hasil percobaan, beberapa pejantan selamat dari kanibalisme laba laba betina atau pasangannya. Setengah dari laba laba yang selamat akan mencari pasangan lain. Sedangkan sisanya masih setia pada pasangan pertama yang akan memakannya.
Klaas Welke, peneliti dari University of Hamburg menjelaskan ada dua hipotesis yang menjelaskan evolusi kanibalisme seksual. Pertama untuk meraih peluang kawin dan memperpanjang proses kawin dan yang kedua adalah untuk investasi orang tua bagi keturunannya dan menyediakan nutrisi untuk betinanya. Untuk menyelidiki apakah si jantan memberi betinanya tambahan nutrisi, para peneliti membagi betina penelitian mereka dalam tiga grup. Mereka dibiarkan kawin dengan dua atau tiga jantan. Setiap setengah anggota dari tiap grup diperbolehkan memakan pejantannya, sedangkan sisanya tidak diperbolahkan. Saat si betina nampak akan memakan si jantan, peneliti akan langsung menarik si betina untuk menjauh dan menyelamatkan nyawa si jantan. Kemudian hasil perkawinan tersebut diteliti dengan cara melihat telur dan keturunan yang dihasilkan. Telur telur ini diletakkan dalam suhu dingin (sekitar 8 derajat Celcius). Tadinya para peneliti mengira aka nada beberapa tambahan nutrisi dari lebih dari satu jantan akan berdampak pada si betina. Ternyata hal ini tidak benar, tapi dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa kanibalisme pada laba laba jantan menghasilkan telur yang lebih besar dan keturunan yang lebih baik. Welke menjelaskan lagi bahwa penelitian mereka menunjukkan adanya investasi orangtua pada keturunan mereka dan kanibalisme seksual meningkatkan peluang reproduksi jantan. Wah, untung cuma kejadian di dunia hewan nih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar