Tips Seputar Tarantula
1. Membeli Tarantula
1. Pastikan kalo T yang ingin dibeli tidak cuma diam di tempat aja, disentuhpun cuma bergerak sedikit atau pelan sekali responnya - apalagi kalo sampe seluruh kaki2nya (ada 8 kaki lho) ketekuk ke dalem di bawah badannya itu bisa jadi T tersebut sedang sekarat ! Penyebabnya ? Bisa jadi cuma karena HAUS dan mengalami dehidrasi berat ! Perhatikan apakah perutnya mengecil / keriput dan perhatikan juga apakah ada tempat air minum di dalam kandangnya.
Dengan kondisi cuaca tropis di Indonesia yang tingkat kelembabannya cukup tinggi (28 - 30 Celcius) maka tidak terlalu sulit buat miara tarantula. Mereka membutuhkan hawa yang cukup lembab untuk bertahan hidup, jadi jangan biarin kandangnya sampe kering / gersang dan jangan lupa kalo mereka juga masih tetap perlu air minum. Di alam liar, mereka dapet pasokan air dari cairan yang ada di dalam tubuh mangsanya, udara yang lembab, tetesan embun dan juga air hujan. Untuk mengakalinya guampang banget kok, tapi harus sering-sering dikerjakan biar T panjang umur . . .
Cukup sediakan tutup bekas aqua botol dan sejenisnya (harus yang terbuat dari plastik agar tidak karatan) sebagai tempat air minum yang sekaligus juga dapat menciptakan efek lembab dalam kandang tersebut. Atau, gunakan teknik misting / moisting yaitu menyiram air secara perlahan ke subtrat supaya tetap basah (untuk jenis Terrestrial / burrowers) tapi tidak becek - seperti waktu meras parutan kelapa kalo mo bikin santan - atau disemprotkan langsung ke jaringnya (untuk jenis Arboreal / tree climbers) untuk menimbulkan efek “embun” buatan.
2. Tanyain sekalian nama ilmiah / nama latin dari T tersebut biar kita gampang nyari Care Sheet di internet, karena setiap jenis mempunyai karakter dan cara hidup yang berbeda2 pula. Kalo bisa, tanyain juga jenis kelamin dari T tersebut apakah jantan atau betina. Betina rata2 memiliki umur dua kali lipat lebih panjang dari yang jantan (menurut gw pribadi - betina atau jantan - gak jadi masalah, karena semuanya tergantung dari cara kita merawat mereka).
2. Memegang Tarantula
Sebenarnya, memegang tarantula dengan alasan apapun SANGAT TIDAK DIANJURKAN SAMA SEKALI. Tapi pada umumnya, sang pemilik tarantula ngerasa (sok) perlu untuk mengakrabkan diri dengan cara memegang T piaraan barunya ini – tapi mohon diingat kalo T ngerasa yang sebaliknya neh !
Tarantula adalah 100% binatang liar dan sama sekali gak butuh sentuhan kasih sayang manusia. Bagi tarantula, semua yang mendekati mereka cuma ada 2 pilihan : ancaman atau buruan – itu aja ! Kalo bisa protes mereka dah teriak sekenceng2nya, “jangan pegang2 gue, tau !?”.
Tapi kalo sampe mau coba-coba pegang juga, gunakan kedua tangan Anda – jangan pake alat2 apapun ! Mohon diingat bahwa untuk jenis Terrestrial apabila jatuh bisa menyebabkan perut pecah atau kaki2nya patah sedangkan untuk jenis Arboreal, begitu lepas dari genggaman tangan Anda, gw berani jamin sudah pasti bakal susah ditangkep lagi karena jenis Arboreal adalah pelari cepat – sangat gesit sekali ! Jangan lupa cuci tangan setelah memegang tarantula . . .
Semua jenis Tarantula memiliki RACUN sebagai jurus pamungkas untuk membela diri pada saat benar-benar tersudut, sekaligus untuk melumpuhkan lawan dan buruan yang ukurannya jauh lebih besar dari tarantula tersebut dengan cara menggigitnya. Beberapa spesies Tarantula mempunyai RACUN yang lebih berat, tapi pada umumnya tidak jauh beda ama disengat lebah - khusus bagi yang gampang banget alergi, bisa menyebabkan sesak nafas atau detak jantung berdetak sangat cepat !
Terus terang, gw sendiri belom pernah digigit tarantula tapi waktu kecil dulu dah pernah disengat lebah – emang seh gak terlalu sakit (lebih parah daripada disuntik) tapi gak sampe pusing kok, cuma gatel en nyut-nyutan tepat di bagian yang kena sengat itu tadi !
Dunia Tarantula terbagi atas 2 bagian, yaitu Old World (Asia, Afrika, Eropa dan Australia) dimana spesies dari benua ini gampang banget / tidak ragu2 lagi dalam melancarkan gigitan untuk setiap ancaman. Selanjutnya, New World (Amerika : Utara dan Selatan) dimana alat pertahanan pertamanya sebelum menggigit adalah Urticating Hairs – mengibas / melempar bulu2 halus di perutnya ke udara yang bisa menyebabkan gatal-gatal dan terlihat merah pada kulit si pengganggu (tapi gatelnya tidak seharam jadah kena ulat bulu !).
Apabila perlu ngebersihin kandangnya, contoh : mengganti substrat maka cara yang paling gampang adalah dengan menaruh container lain di dalam kandang tersebut kemudian T digiring secara lembut / perlahan-lahan (pake sumpit, pulpen terserah yang penting bukan benda tajam) ke arah container sementara itu tadi.
Setelah masuk, tutupi container tersebut supaya nggak kabur (pastikan ada lubang hawa untuk T bernafas) sekarang kita sudah aman untuk membersihkan kandangnya. Setelah selesai, masukkan kembali container ke dalam kandang dan biarkan keluar dengan sendirinya.
1. Pastikan kalo T yang ingin dibeli tidak cuma diam di tempat aja, disentuhpun cuma bergerak sedikit atau pelan sekali responnya - apalagi kalo sampe seluruh kaki2nya (ada 8 kaki lho) ketekuk ke dalem di bawah badannya itu bisa jadi T tersebut sedang sekarat ! Penyebabnya ? Bisa jadi cuma karena HAUS dan mengalami dehidrasi berat ! Perhatikan apakah perutnya mengecil / keriput dan perhatikan juga apakah ada tempat air minum di dalam kandangnya.
Dengan kondisi cuaca tropis di Indonesia yang tingkat kelembabannya cukup tinggi (28 - 30 Celcius) maka tidak terlalu sulit buat miara tarantula. Mereka membutuhkan hawa yang cukup lembab untuk bertahan hidup, jadi jangan biarin kandangnya sampe kering / gersang dan jangan lupa kalo mereka juga masih tetap perlu air minum. Di alam liar, mereka dapet pasokan air dari cairan yang ada di dalam tubuh mangsanya, udara yang lembab, tetesan embun dan juga air hujan. Untuk mengakalinya guampang banget kok, tapi harus sering-sering dikerjakan biar T panjang umur . . .
Cukup sediakan tutup bekas aqua botol dan sejenisnya (harus yang terbuat dari plastik agar tidak karatan) sebagai tempat air minum yang sekaligus juga dapat menciptakan efek lembab dalam kandang tersebut. Atau, gunakan teknik misting / moisting yaitu menyiram air secara perlahan ke subtrat supaya tetap basah (untuk jenis Terrestrial / burrowers) tapi tidak becek - seperti waktu meras parutan kelapa kalo mo bikin santan - atau disemprotkan langsung ke jaringnya (untuk jenis Arboreal / tree climbers) untuk menimbulkan efek “embun” buatan.
2. Tanyain sekalian nama ilmiah / nama latin dari T tersebut biar kita gampang nyari Care Sheet di internet, karena setiap jenis mempunyai karakter dan cara hidup yang berbeda2 pula. Kalo bisa, tanyain juga jenis kelamin dari T tersebut apakah jantan atau betina. Betina rata2 memiliki umur dua kali lipat lebih panjang dari yang jantan (menurut gw pribadi - betina atau jantan - gak jadi masalah, karena semuanya tergantung dari cara kita merawat mereka).
2. Memegang Tarantula
Sebenarnya, memegang tarantula dengan alasan apapun SANGAT TIDAK DIANJURKAN SAMA SEKALI. Tapi pada umumnya, sang pemilik tarantula ngerasa (sok) perlu untuk mengakrabkan diri dengan cara memegang T piaraan barunya ini – tapi mohon diingat kalo T ngerasa yang sebaliknya neh !
Tarantula adalah 100% binatang liar dan sama sekali gak butuh sentuhan kasih sayang manusia. Bagi tarantula, semua yang mendekati mereka cuma ada 2 pilihan : ancaman atau buruan – itu aja ! Kalo bisa protes mereka dah teriak sekenceng2nya, “jangan pegang2 gue, tau !?”.
Tapi kalo sampe mau coba-coba pegang juga, gunakan kedua tangan Anda – jangan pake alat2 apapun ! Mohon diingat bahwa untuk jenis Terrestrial apabila jatuh bisa menyebabkan perut pecah atau kaki2nya patah sedangkan untuk jenis Arboreal, begitu lepas dari genggaman tangan Anda, gw berani jamin sudah pasti bakal susah ditangkep lagi karena jenis Arboreal adalah pelari cepat – sangat gesit sekali ! Jangan lupa cuci tangan setelah memegang tarantula . . .
Semua jenis Tarantula memiliki RACUN sebagai jurus pamungkas untuk membela diri pada saat benar-benar tersudut, sekaligus untuk melumpuhkan lawan dan buruan yang ukurannya jauh lebih besar dari tarantula tersebut dengan cara menggigitnya. Beberapa spesies Tarantula mempunyai RACUN yang lebih berat, tapi pada umumnya tidak jauh beda ama disengat lebah - khusus bagi yang gampang banget alergi, bisa menyebabkan sesak nafas atau detak jantung berdetak sangat cepat !
Terus terang, gw sendiri belom pernah digigit tarantula tapi waktu kecil dulu dah pernah disengat lebah – emang seh gak terlalu sakit (lebih parah daripada disuntik) tapi gak sampe pusing kok, cuma gatel en nyut-nyutan tepat di bagian yang kena sengat itu tadi !
Dunia Tarantula terbagi atas 2 bagian, yaitu Old World (Asia, Afrika, Eropa dan Australia) dimana spesies dari benua ini gampang banget / tidak ragu2 lagi dalam melancarkan gigitan untuk setiap ancaman. Selanjutnya, New World (Amerika : Utara dan Selatan) dimana alat pertahanan pertamanya sebelum menggigit adalah Urticating Hairs – mengibas / melempar bulu2 halus di perutnya ke udara yang bisa menyebabkan gatal-gatal dan terlihat merah pada kulit si pengganggu (tapi gatelnya tidak seharam jadah kena ulat bulu !).
Apabila perlu ngebersihin kandangnya, contoh : mengganti substrat maka cara yang paling gampang adalah dengan menaruh container lain di dalam kandang tersebut kemudian T digiring secara lembut / perlahan-lahan (pake sumpit, pulpen terserah yang penting bukan benda tajam) ke arah container sementara itu tadi.
Setelah masuk, tutupi container tersebut supaya nggak kabur (pastikan ada lubang hawa untuk T bernafas) sekarang kita sudah aman untuk membersihkan kandangnya. Setelah selesai, masukkan kembali container ke dalam kandang dan biarkan keluar dengan sendirinya.
3. Apa Itu Molting ?
Tarantula merupakan salah satu binatang yang memiliki exoskeleton (cangkang) seperti kelabang dan kalajengking dimana mereka menjalani proses pergantian kulit luar yang dikenal sebagai molting. Molting adalah proses pertumbuhan cangkang baru yang muncul tepat di bawah cangkang lama dimana sebagian lapisan kulit lama diserap oleh cangkang baru. Setelah proses ini selesai, tarantula tersebut terlihat mengkilap dengan warna yang jauh lebih cerah dari sebelumnya !
Cangkang baru ini masih sangat lunak dan
perlu waktu untuk mengeras sebelum tarantula tersebut dapat makan,
berjalan dan sebagainya. Pada umumnya, tarantula menjalani proses
molting ini dengan punggung menghadap ke tanah atau terlentang. Jadi,
jika pemilik tarantula suatu saat mendadak melihat tarantula dalam
posisi demikian, mohon JANGAN DIGANGGU apalagi sampai menyentuhnya !
Molting ada proses terberat dan paling berbahaya yang dialami oleh
setiap tarantula dalam siklus kehidupannya dan membutuhkan waktu kurang
lebih selama 2 - 6 jam, tergantung dari ukuran tubuh tarantula tersebut.
Salah
satu ciri khas kapan tarantula akan mengalami proses molting adalah
hilangnya nafsu makan selama beberapa hari (bahkan bisa sampai berbulan2
untuk tarantula dewasa !). Untuk jenis tarantula New World, tanda-tanda
lainnya adalah botak di bagian atas perut serta kulit mulai berubah
warna menjadi kehitaman. Ini adalah proses dimana cangkang baru sedang
terbentuk dan mulai memisahkan diri dari cangkang lamanya – jangan
kuatir yaa !
Pada saat tanda-tanda tersebut mulai terlihat, pastikan tidak ada umpan hidup yang masih berkeliaran didalam kandang (apalagi jangkrik !) karena dapat membunuh tarantula tersebut pada saat tidak berdaya sama sekali. Pastikan kelembaban kandang dalam kondisi stabil dan tidak berlebihan karena terlalu kering dapat menghambat proses ini yang pada akhirnya menyebabkan kematian pada tarantula tersebut.
Apabila tarantula Anda terjebak di cangkang lama pada saat proses molting, bisa jadi kelembaban mungkin terlalu rendah. Gunakan teknik misting – memberikan air dalam bentuk embun / gerimis buatan ke dalam kandang, BUKAN disemprotkan langsung ke arah tarantulanya ! Jika proses molting ini berjalan sangat lama, bahkan sampai 1 hari lebih maka Anda sendiri perlu memberikan pertolongan darurat. Ambil tang kecil berujung lancip dan secara LEMBUT / PERLAHAN LAHAN tarik ujung-ujung kaki dari cangkang lama atau oleskan sedikit air pada area yang "terjebak".
Harap jangan memberi makan tarantula selama 4 – 7 hari sejak proses molting selesai karena cangkang baru membutuhkan waktu untuk mengeras, begitu pula dengan taring yang dipakai masih sangat lunak (berwarna putih kemerah-merahan). Selama waktu ini pula kehidupan tarantula sangat rentan terhadap ancaman luar. Salah satu tanda bahwa tarantula telah siap untuk makan adalah taringnya kembali berwarna hitam dan mengkilat serta lapeeer berat untuk beberapa hari ke depan, alias rakus !
Kegagalan molting yang berujung pada kematian biasanya terjadi pada tarantula yang masih sangat muda atau sangat tua. Tarantula muda mengalami kehabisan tenaga untuk keluar dari cangkang lama, sedangkan tarantula tua mengalami prematur molting yang disebabkan oleh hormon yang tidak lagi seimbang. Bagi penggemar tarantula, mengamati proses molting selama berjam-jam adalah salah satu hal yang sangat menarik dan memberikan wawasan baru, sekaligus belajar menghargai proses pertumbuhan tarantula Anda.
4. Makanan
Tarantula adalah binatang predator, oleh karena itu mereka lebih menyukai umpan hidup. Yang sering menjadi sumber makanan bagi tarantula piaraan adalah ulat hongkong dan jangkrik tapi beri menu makanan secara bergantian sebagai variasi karena sang pemilik tarantula juga ogah kalo makan ayam mulu setiap hari seumur hidupnya, bukan ? Huehehe . . .
Tarantula yang lebih besar atau sudah dewasa (fully grown) bisa diberi makan tambahan berupa anak tikus ataupun tikus putih. Harap jangan memberi makan tarantula sesuatu yang lebih besar dari setengah ukuran tubuhnya dan jangan memberi makan serangga liar hasil tangkapan sendiri, takutnya sudah tercemar pestisida yang bisa menyebabkan tarantula tersebut keracunan dan mati !
Pagi hari sisa-sisa makanan (termasuk kotorannya) harap segera dibersihkan dari dalam kandang, bahan organik yang membusuk menjadi daya tarik tersendiri bagi kutu, jamur dan organisme lain yang dapat membahayakan kandang tarantula tersebut. Tarik kembali umpan hidup karena apabila masih tetap berkeliaran di dalam kandang bisa mengganggu waktu istirahat / jam tidur dan membuat stres tarantula karena mereka adalah binatang nocturnal, yang beraktivitas / berburu / mencari makan di waktu malam.
5. Air
Semua mahluk hidup memerlukan air, begitu juga dengan tarantula ! Di alam liar, mereka dapet pasokan air dari cairan yang ada di dalam tubuh mangsanya, udara yang lembab, tetesan embun dan juga air hujan. Cukup sediakan tutup bekas aqua botol dan sejenisnya (harus yang terbuat dari plastik agar tidak karatan) sebagai tempat air minum yang sekaligus juga dapat menciptakan efek lembab dalam kandang tersebut. Atau, gunakan teknik misting / moisting yaitu menyiram air secara perlahan ke subtrat supaya tetap basah (untuk jenis Terrestrial / burrowers) tapi tidak becek - seperti waktu meras parutan kelapa kalo mo bikin santan - atau disemprotkan langsung ke jaringnya (untuk jenis Arboreal / tree climbers) untuk menimbulkan efek “embun” buatan.
6. Substrat
Banyak bener perdebatan yang gak ada ujungnya di forum2 internasional mengenai masalah substrat yang paling cocok untuk memelihara tarantula. Sejauh ini hasil terbaik adalah menggunakan coconut fiber, coconut peat atau vermiculite (non industrial) yang keduanya sering dipakai sebagai media tanaman organik dan guampang sekali buat ngedapetinnya ! Pergi aja ke toko / penjual tanaman yang ada di pinggir jalan dan cari cocopeat buatan Indonesia dengan merk ANGZGRO. Ada yang dipadatkan seukuran batu bata (2 buah Rp 15.000) ataupun sudah dilembutkan dalam kondisi sedikit basah / lembab (1 kantong = 1 Kg Rp 7.500). Murah, bukan ?
Ada juga yang menggunakan campuran 50:50 tanah dan cocopeat, tapi pastikan kalo tanah yang dipakai bebas dari pestisida dan segala macam jenis pupuk buatan, karena kandangnya bersifat lembab alias mengandung uap air maka tanah yang tercemar oleh pestisida ataupun pupuk buatan dapat meracuni tarantula tersebut melalui udara !
Yang sangat tidak dianjurkan adalah memakai serpihan kayu atau pasir. Tapi kalau mau tetap mencobanya, pastikan untuk tidak menggunakan kayu cedar (insektisida alami) yang dapat membius tarantula jenis Terrestrial dengan baunya ataupun kayu pinus yang mengandung getah berbahaya bagi tarantula jenis Arboreal. Medium pasir sebagai substrat adalah pilihan yang salah karena pasir tidak dapat menjaga kelembaban kandang dengan baik dan menguapkan air secara cepat dan tarantula jenis burrowers gak bakalan mau menggali di pasir
7. Kandang
Tarantula merupakan binatang yang paling tidak membutuhkan tempat tinggal berukuran besar. Bekas tempat minum / makan plastikpun bisa digunakan sebagai kandang – asalkan diberi lubang udara yang cukup banyak (tidak besar) untuk tarantula tersebut bernafas.
Untuk tarantula jenis Terrestrial (Ground Dwelling / Burrowers) aturan baku kandangnya adalah sebesar 2X lebar tarantula dan 3X panjang tarantulanya dengan kedalaman substrat mencapai 3 – 5 inchi, sebagai tempat “mengubur diri”. Untuk tarantula jenis Arboreal (Tree Dwelling / Climbers) aturannya agak sedikit berbeda, karena tinggi lebih penting daripada panjang. Ukurannya adalah sebesar 2X lebar tarantula dan 3X tinggi tarantula dengan kedalaman substrat mencapai 2 – 3 inchi
Selanjutnya, dekorasi kandang terserah sang pemilik tarantula. Untuk jenis Terrestrial bisa menggunakan pot bekas tanaman yang dipendam setengah ke dalam substrat ataupun ranting dahan pohon kering (asli maupun buatan) untuk tarantula yang berjenis Arboreal sebagai tempat persembunyian. Jangan membuat liang buatan pada substrat langsung untuk tarantula Anda, biarkan mereka yang menggali sendiri untuk menghindari longsor / runtuhnya substrat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar