Selasa, 04 Juni 2013
Kadal Air Raksasa
Pemerintah Malaysia baru baru ini berniat memperkenalkan kadal air raksasa sebagai bagian atraksi pariwisata untuk para turis asing. Ketua Komite Pariwisata, Pusaka dan Budaya mengatakan, hewan itu akan menambah fitur wisata yang ada di sepanjang 4,5 kilometer sungai di Malaka. Mungkin biasa bagi penduduk lokal melihat kadal raksasa muncul dari sela-sela tanaman bakau, beberapa bahkan tak menyukai kehadirannya, tapi bagi turis asing melihat kadal ini akan jadi tontonan yang sangat menarik karena para turis asing tidak akan pernah melihat hewan ini di negara mereka.
Kadal air ini adalah salah satu kadal terbesar di dunia, biasanya mereka bisa hidup di habitat yang tak bisa mendukung kehidupan karnivora lain. Penelitian menemukan, kadal ini bisa tumbuh hingga sepanjang 2 meter. Sejumlah turis asing sering kali menunggu dengan sabar di sepanjang sungai, untuk melihat kemunculan kadal raksasa ini dari area bakau (mangrove).
Pemerintah Malaka akan mengoperasikan kapal pesiar yang memungkinkan turis melihat lebih dekat kadal raksasa itu dan berencana membuat habitat kadal tersebut seperti Pulau Komodo yang para pengunjungnya rela membayar untuk melihat Komodo. Meski habitat asli Komodo yang juga dikenal sebagai ‘dinosaurus’ terakhir di muka bumi ada di Indonesia, namun ada beberapa hewan yang mirip. Sepupu Komodo, Varanus bitatawa ditemukan di aliran sungai utara Pulau Luzon, Filipina. Binatang ini terancam punah — kehilangan habitatnya dan diburu untuk suplai protein hewani masyarakat lokal. Berapa jumlahnya yang masih tersisa, tidak diketahui. Menurut penelitian, Varanus Bitatawa punya ciri unik dan anatomi seksual yang tak biasa — tubuhnya bersisik dan memiliki kaki berwarna biru kehitaman yang dipenuhi totol-totol warna kuning kehijauan. Sementara bagian ekornya berwana hitam atau hijau.
Varanus bitatawa jantan memiliki penis ganda, yang disebut hemipenes, anatomi seksual yang sama yang juga ditemukan pada ular dan jenis kadal lainnya. Dua penis ini dipakai secara bergantian — beberapa diantaranya memiliki duri atau kait yang berfungsi sebagai jangkar yang menyatukan spesies jantan dan betina ketika melakukan hubungan seksual.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar