Senin, 03 Juni 2013
Gajah Mini
Gajah Jawa yang selama ini sudah dinyatakan telah punah ternyata masih bisa ditemukan. Tapi jangan harap menemukan gajah ini di Jawa, karena gajah ini hanya bisa ditemukan di Pulau Kalimatan. Gajah Jawa yang ditemukan di Kalimatan atau Kalimantan ini berukuran sangat kecil jika dibandingkan dengan gajah biasa. Gajah ini juga sering disebut gajah pygmy atau nama ilmiahnya Bornean pygmy elephant. Walaupun namanya pake embel embel ‘Kalimantan’, gajah ini diperkirakan bukan gajah asli dari Kalimantan. World Wild Fund for Nature (WWF) melaporkan bahwa populasi gajah tersebut kemungkinan adalah ras gajah Jawa terakhir yang secara tidak sengaja berhasil diselamatkan dari kepunahan oleh Sultan Sulu dengan cara membawa gajah ini ke Kalimantan beberapa abad yang lalu. Asal usul gajah pygmy yang populasinya tersebar dari ujung timur laut hingga ke pusat Pulau Kalimantan sudah lama menjadi misteri. Tampilan dan perilaku gajah ini berbeda dengan gajah Asia lainnya dan populasi gajah pygmy tidak menyebar ke bagian lain dari Pulau Kalimantan. Masyarakat lokal percaya bahwa gajah gajah tersebut dibawa ke Kalimantan beberapa abad yang lalu oleh Sultan Sulu yang kemudian dilepaskan di hutan Kalimantan. Gajah ini mulai punah setelah bangsa Eropa memasuki Asia Tenggara. Gajah di Sulu, yang tak pernah dianggap gajah asli pulau tersebut, diburu sekitar tahun 1800-an. Pengiriman gajah lewat kapal dari satu tempat ke tempat lain di Asia telah berlangsung sejak beberapa ratus tahun yang lalu, biasanya sebagai hadiah di antara para raja dan pemimpin Negara.
Anggapan bahwa gajah Kalimantan yang tinggal di hutan mungkin merupakan sisa terakhir subspesies yang telah punah di tempat asalnya di Pulau Jawa beberapa abad yang lalu dianggap sangat menarik karena bila gajah pygmy Kalimantan memang berasal dari Jawa yang berjarak lebih dari 1.200 km, bisa dikatakan peristiwa perpindahan satwa ini merupakan translokasi gajah pertama dalam sejarah yang dapat bertahan hingga sekarang. Temuan ini memberikan catatan dan data penting bagi para ilmuwan sekaligus sebagai hasil eksperimen yang telah berlangsung berabad abad lamanya. Para ilmuwan berhasil memecahkan sebagian misteri itu pada tahun 2003 melalui tes DNA yang dilakukan oleh Columbia University dan WWF yang menunjukkan kemungkinan bahwa gajah Kalimantan secara genetika berbeda dari subspesies gajah di Sumatra atau daratan Asia lainnya. Berdasarkan teori baru ini baik Kalimantan maupun Jawa adalah daerah asal yang paling memungkinkan bagi gajah imut ini. Laporan berjudul ”Origins of the Elephants Elephas Maximus L of Kalimantan” yang diterbitkan dalam Sarawak Museum Journal menunjukkan bahwa tidak ada bukti arkeologis mengenai keberadaan gajah dalam jangka panjang di Kalimantan dan memperkuat kemungkinan asal usul satwa besar ini yang berasal dari Jawa. Hanya dengan seekor gajah betina subur dan seekor gajah jantan subur yang dibiarkan tak terganggu di habitat yang cukup baik secara teori dapat menghasilkan sebuah populasi gajah sebanyak 2.000 ekor selama kurang dari 300 tahun,dan bisa jadi kemungkinan inilah yang terjadi di Kalimantan.
Diperkirakan terdapat sekitar 1.000 ekor Gajah Kalimantan di hutan dan sebagian besar berada di negara bagian Sabah, Malaysia. WWF telah memasang rantai pelacak gajah menggunakan satelit (elephant satellite collar) pada 11 ekor gajah pygmy sejak tahun 2005 untuk mempelajari populasi yang belum pernah diamati sebelumnya. Pelacak tersebut menunjukkan gajah pygmy lebih menyukai habitat hutan dataran rendah yang saat ini semakin banyak ditebang untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit, karet, dan hutan tanaman industri. Kemungkinan asal usulnya yang berasal dari Jawa semakin menjadikan satwa ini sebagai prioritas konservasi. Jika mereka memang berasal dari Jawa, kisah menarik ini menjadi pelajaran bagi kita betapa berartinya upaya penyelamatan populasi kecil dari spesies tertentu, yang seringkali dianggap telah punah. Hal itu memberikan keberanian bagi kita untuk mengusulkan tindakan serupa terhadap populasi kecil yang masih tersisa dari spesies lain yang hampir punah seperti badak Sumatra dan Jawa, dengan memindahkan beberapa dari mereka ke habitat yang lebih baik untuk meningkatkan jumlahnya. Upaya ini telah terbukti berhasil diterapkan untuk badak putih Afrika Selatan dan badak India.
Gajah pygmy Kalimantan berukuran lebih kecil dibandingkan gajah daratan Asia. Gajah jantan hanya tumbuh kurang dari 2,5 meter, sedangkan gajah Asia lain bisa tumbuh hingga 3 meter. Mereka juga memiliki raut wajah yang lebih menyerupai bayi gajah dengan telinga yang lebih besar, ekor lebih panjang yang hampir dapat menyentuh tanah dan bentuknya lebih bulat gemuk. Ih gemes deh..! Gajah pygmy Kalimantan tidak seagresif gajah Asia lainnya. Gajah ini paling banyak ditemukan di negara bagian Sabah, Kalimantan bagian Malaysia dan beberapa ekor di antaranya memiliki wilayah jelajah hingga Kalimantan Timur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar