Selasa, 04 Juni 2013

Common Blind Snake



Ular kawat adalah jenis ular yang terkecil di dunia. Nama ilmiah ular kawat adalah Ramphotyphlops braminus. Dikenal juga dengan sebutan common blindsnake, Brahminy blindsnake, flowerpot snake, bootlace snake, ular cacing, dll. Ular kawat bertubuh amat kecil, nampak berkilau seperti sepotong kawat kecil kehitaman. Panjang tubuh ular dewasa bisa mencapai panjang hingga 17.5 cm, tapi yang biasa ditemui tidak lebih panjang dari 15 cm. Kebanyakan malah sekitar 10 cm atau kurang. Tubuhnya berwarna hitam, kehitaman, kecoklatan atau abu-abu kebiruan. Umumnya ular ini berwarna lebih gelap di bagian punggung dan lebih muda di bagian perut. Ekornya amat pendek dan pada ujungnya terdapat runcingan mirip duri. Terkadang di bagian kepala dan ekor berwarna lebih muda atau keputihan. Matanya tersembunyi dan hanya nampak sebagai bintik gelap samar-samar di balik sisik kepalanya. Oleh sebab itu, ular kawat juga dikenal dengan sebutan blind snake (ular buta). Sisik-sisik yang menutupi bagian tengah tubuh tersusun dalam 20 deret, amat halus dan bentuknya seragam di bagian dorsal maupun ventral.
Ular kawat ini sangat mirip cacing, baik ukuran tubuh maupun perilakunya. Sering ditemukan di bawah perabotan rumah, di balik pot-pot tanaman dan di halaman, di bawah batu dan kayu-kayu busuk, ular ini dengan segera menggelepar seperti cacing bila terusik. Namun bila diamati dengan seksama, terlihat ular ini memiliki sisik yang berkilau dan kulitnya tidak berlendir.
Ular kawat menggemari tempat-tempat yang kira kira menyediakan makanan kegemarannya yaitu telur-telur semut, rayap dan berbagai serangga kecil lainnya. Mulutnya sangat kecil dan hanya cukup untuk menelan mangsanya yang juga amat kecil. Orang awam sering menyangka ular kawat termasuk ular yang amat berbisa dan dapat membunuh manusia. Hal ini tentu saja salah besar. Ular ini bahkan tidak mampu menggigit orang.
Diduga ular ini berbiak secara parthenogenesis atau telurnya berkembang menjadi individu ular tanpa dibuahi oleh ular jantan. Dugaan ini berdasarkan semua spesimen ular kawat yang berhasil dikumpulkan ternyata teridentifikasi dengan kelamin betina. Jenis ular lain yang juga diketahui memiliki kemampuan partenogenesis adalah ular karung Papua (Acrochordus arafurae). Kebiasaan ular  kawat  yang hidup di bawah tanah (fossorial), ukurannya yang amat kecil dan kemampuan partenogenesisnya menjadikan ular kawat mudah tersebar luas. Populasinya dapat terbentuk hanya dengan satu spesimen ular yang terbawa dalam tanah pada pot tanaman.
Penyebaran ular ini amat luas: Pasifik (Guam, Solomon, New Caledonia, Hawaii), Meksiko, Guatemala dan Hindia Barat, Afrika (Zanzibar, Tanzania, Mozambique, Somalia, Kamerun, Benin, Togo, Pantai Gading), Madagaskar, kepulauan Comoro, Mascarenes, Seychelles, Mauritius, Reunion &  Rodrigues. Di Asia, ular ini tersebar di Asia tropis (Arab, Persia, India, Srilanka, Myanmar, Muangthai, Indochina, Tiongkok selatan, Jepang selatan, Hongkong, Taiwan, Filipina, Semenanjung Malaya dan kepulauan-kepulauan di Samudera Hindia). Di Indonesia ular kawat menyebar di seluruh kepulauan.
Ada beberapa banyak spesies ular kawat lainnya dari marga Typhlops di Indonesia barat, Cyclotyphlops di Sulawesi dan Acutotyphlops di Papua. Kerabat dekat ular kawat, Ramphotyphlops lineatus, memiliki panjang tubuh hingga mencapai sekitar 48 cm dan menyebar dari Thailand, Semenanjung Malaya, Singapura, Sumatra, Nias, Kalimantan, Jawa barat dan Jawa tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar