Breeding RedFoot Torto
Red footed tortoise (Geochelone Carbonaria) dikenal dengan nama Jabuti di Brazil dan Morrocoy di Venezuela. Sering kali amanya disingkat jadi Redfoot aja, Redfoot berasal dari Amerika Selatan dan sangat populer sebagai reptile peliharaan. Nama redfoot sudah bisa ditebak didapatkan dari warna merah atau oranye yang terdapat pada tempurung dan sebagian kepala & ekornya. Satwa unik ini termasuk dalam Appendix Cites II (Convention of International Trade Endanger Species), yang artinya binatang ini tidak boleh di expor dari negara asalnya tanpa surat ijin. Redfoot punyai kerabat yang berukuran lebih besar yaitu Yellow footed tortoise (Geochelone denticulata) yand dikenal juga sebagai Brazilian Giant tortoise. Redfoot bisa mencapai usia 40 sampai 50 tahun jika dipelihara dengan benar.
Perbedaan Redfoot Jantan dan Betina bisa dibedakan dari ukuran tubuhnya. Ukuran panjang tubuh redfoot berkisar antara 25.4 cm sampai dengan 35.6 cm. Walaupun jarang tapi ada redfoot yang memiliki panjang tubuh mencapai 40 cm. Redfoot jantan memiliki tubuh yang lebih panjang dan lebih berat dari betina, tapi panjang dan lebar tubuh cenderung sama. Berat redfoot jantan dapat mencapai kurang lebih 9 kg sedangkan betina memiliki berat tubuh yang lebih ringan. Redfoot memiliki bentuk tubuh hourglass yang unik, tempurungnya melengkung kedalam dibagian tengahnya atau biasa disebut bagian pinggang, biasanya bentuk ini nampak lebih jelas pada redfoot jantan. Pejantan dewasa juga memiliki ekor yang lebih panjang dan lebih lebar dari betina.
Reproduksi atau perkawinan bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun, namun tampaknya musim penghujan mempunyai pengaruh terbesar dalam reproduksi redfoot. Umumnya akan terjadi pertarungan dalam masa genting ini dan membutuhkan lebih dari satu jantan untuk menstimulasi proses perkawinan, namun ada kalanya dalam suatu grup para pejantan saling mengacuhkan satu sama lain dan proses perkawinan terjadi dalam situasi yang damai. Pejantan biasanya membutuntuti betina untuk beberapa waktu sampai mereka berada pada posisi yang paling baik untuk mulai proses perkawinan. Pejantan akan menindih betina dan mengeluarkan suara yang tidak lazim selama perkawinan terjadi. Suaranya cukup beirisik mirip seperti suara seekor ayam. Bentuk tempurung bawah pejantan yang cekung memungkinkan ia untuk terus berada pada posisi kawin yang cukup lama walaupun betina terus bergerak kesana kemari.
Betina akan menampakkan tanda-tanda kegelisahan pada saat ia siap untuk bertelur. Waktu yang paling umum untuk bertelur adalah pada petang hari dan tempat yang lebih disukai adalah tempat yang cukup lembab. Betina kadang menggali lubang beberapa kali sebelum memutuskan untuk bertelur, jika ruangan yang tersedia tidak terlalu luas, tutuplah lubang yang baru tergali karena kemungkinan besar ia akan bertelur ditempat yang sama keesokan harinya. Sarang redfoot terlihat lebih dangkal dari sarang pada spesies lain hingga terkadang telur tidak tertutup tanah dengan sempurna. Betina redfoot dapat bertelur beberapa kali dalam setahun. Satu masa bertelur dapat menghasilkan kurang lebih 8 hingga 15 butir.
Sebelum anda mengambil telur-telur dari sarangnya, aturlah suhu inkubator anda diantara 29 C hingga 31 C.
Siapkan wadah pengeraman dan isi setengah penuh dengan vermiculite yang dicampur air dengan skala 1:1 untuk mencapai kelembaban yang optimal. Galilah sarang dan kumpulkan telur denga hati-hati dan jangan sampai membalikan posisi telur. Jika posisi telur terbalik, embrio didalam telur bisa tenggelam dan mati.
Tandailah telur dengan pensil lunak jika diinginkan untuk memonitor jangka waktu pengeraman lalu kuburkan telur didalam campuran vermiculite setengah tinggi, atau setengah terkubur. Lubang angin dalam wadah telur tidak dibutuhkan bila kelembaban didalam dapat dipastikan selalu berkisar pada 70 sampai 80 persen. Masukan wadah pengeraman kedalam inkubator.
Pengembunan sangat baik untuk menjaga level kelembaban yang dibutuhkan, dapat dihasilkan dengan meletakan sponge (busa penyerap air) yang dibasahkan didalam inkubator. Bukalah inkubator setiap hari agar telur-telur mendapat pergantian udara segar.
Letakan minimum dan maksimum termometer didalamnya dan sedekat mungkin dengan telur sehingga suhu dalam inkubasi selalu termonitor. Keadaan suhu disekitar suhu bawah (29 C) akan memicu terbentuknya tortoise jantan dan keadaan suhu disekitar suhu atas (31 C) akan memicu terbentuknya tortoise betina. Tapi harus diperhatikan bahwa suhu yang tinggi bisa menyebabkan frekuensi penetasan yang rendah dan mutasi pada bayi redfoot. Suhu yang paling baik untuk menghasilkan campuran kedua jenis kelamin adalah 84F (29 Celcius)
Inskubasi atau pengeraman dapat berlangsung dari 120 hingga 190 hari, yang paling umum telur akan menetas setelah 145 hari. Pada sumber lain juga mengatakan, waktu penetasan berkisar antara 105 hingga 202 hari.
Penetasan adalah proses yang amat melelahkan bagi bayi redfoot dan dapat memakan waktu hingga 3 hari. Pertama kali bayi redfoot akan merobek cangkang telur dengan gigi susu yang terdapat pada rahang bagian atas, gigi susu ini akan menghilang nantinya. Lalu bayi redfoot akan menetap didalam cangkang telur selama beberapa hari untuk menghabiskan putih telur.
Pada saat ini satu demi satu telur yang sedang menetas dapat diletakan didalam wadah kecil seperti gelas atau cangkir plastik yang berisi vermiculate, lalu letakkan kembali kedalam inkubator. Cara ini sangat baik untuk menjaga kemungkinan penetasan yang berantakan. Penetasan banyak telur dalam satu wadah dapat berbahaya, karena pada saat keluar dari cangkangnya bayi redfoot yang satu akan menginjak dan menabrak telur lain dan tak jarang beberapa bayi akan mati.
Setelah bayi redfoot meninggalkan cangkang telurnya, gantilah medium vermiculite dalam gelas plastik dengan tisue handuk yang dibasahi, biarkan mereka didalam wadah dan inkubator selama lima hari. Tidak jarang masih terdapat “yolk sac” (kantung kuning telur) yang menempel pada perut bayi redfoot, berbentuk bulatan tepat ditengah perut bagian bawah. Jangan lepas yolk sac dengan paksa dan biarkan hingga habis terserap. Tak jarang pula bayi redfoot masih memiliki ukuran yolk sac yang sangat besar seperti tumor, berhati-hatilah jangan sampai tertusuk atau pecah. Balurkan pelumas seperti vaseline pada yolk sac dan letakkan bayi redfoot tersebut dalam wadah gelas plastik dengan handuk tisue basah sebaga mediumnya. Biarkan hingga yolk sac habis terserap. Selama yolk sac masih ada, bayi redfoot tidak akan makan atau minum.
Setelah yolk sac terlepas, berilah cairan antiseptik pada bekas yolk sac dan biarkan hingga mengering lalu pindahkan bayi redfoot kedalam aquarium atau wadah dengan medium yang terdiri dari lumut dan pasir. Aturlah pencahayaan dan suhu yang sama seperti pada pengaturan bagi redfoot dewasa. Sediakan tempat air yang cukup dangkal dan pastikan aquarium selalu lembab karena bayi redfoot sangat rentan pada dehidrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar