Minggu, 02 Juni 2013
Spesies Baru Laba Laba Gua
Tim penelitian yang dipimpin oleh Cahyo Rahmadi, seorang ilmuwan dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan spesies laba laba baru di tiga buah gua di Pegunungan Menoreh yang membentang di barat laut Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Spesies laba laba baru tersebut ditemukan oleh salah seorang penelusur gua yang bernama Sidiq Harjanto dari Matalabiogama Universitas Gadjah Mada yang ikut bergabung bersama tim peneliti.
Ketua tim peneliti mengatakan spesies laba laba baru tersebut memiliki ciri ciri tubuh berwana putih pucat, mata yang mengecil hingga terlihat memiliki bintik bintik di bagian depan kepala yang sebenarnya adalah matanya, kaki kaki yang memanjang dan kaki kaki ini lebih panjang dibandingkan dengan jenis laba laba lain dari luar gua. Spesies pertama ditemukan Sidiq pada tahun 2008, tapi untuk studi taksonomis, akhirnya diambil dua spesimen laba laba lagi.
Studi tentang spesies laba laba baru ini dilakukan di Jepang dan bekerja sama dengan seorang pakar laba laba dari Slovenia bernama Dr. M Kunte dan juga Dr. Jeremy Miller dari Naturalis Museum, Leiden, Belanda. Dari hasil studi tersebut diketahui bahwa laba laba yang ditemukan Sidiq adalah memang laba laba spesies baru. Penemuan ini akan segera dipublikasikan di jurnal nternasional. Laba laba gua ini termasuk dalam famili Ctenidae dan termasuk dalam marga Amauropelma. Walaupun penempatan marga untuk laba laba ini dirasa belum terlalu tepat, tapi laba laba gua tersebut memiliki kecocokan yang paling mirip dengan marga Amauropelma.
Marga Amauropelma sendiri memiliki sebaran utama di Australia. Dan penemuan laba laba ini di Jawa Tengah adalah temuan baru. Ini membuktikan kalau gua karst di Jawa merupakan ‘gudang’ spesies baru yang perlu diekplorasi dan diungkap kekayaannya. Ilmuwan LIPI yang mengaku telah menemukan beragam spesies baru tersebut mengatakan banyak temuan menarik yang ditemukan selama dia menyusuri gua gua dari Banteng hingga Tuban, bahkan sampai Pulau Madura. Tapi sayangnya, habitat untuk spesies spesies baru di gua karst ini terancam oleh pembukaan pabrik semen baru di beberapa kawasan di sekitarnya. Hal ini tentu saja mengancam spesises yang ada di sana dan sangat diperlukan pengelolaan kawasan karst yang baik sehingga potensi biologi, hidrologi dan potensi yang lainnya tetap bisa dipertahankan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar