Senin, 03 Juni 2013

Raksasa Juga Bisa Stress


Walikota Bunawan menyatakan kalau baru baru ini kotanya telah berusaha keras untuk menjerat buaya berukuran raksasa untuk menenangkan warga yang khawatir akan kebuasannya. Buaya dengan bobot satu ton lebih itu kemudian berhasil ditangkap penduduk Bunawan, Philipina. Buaya ini diburu karena katanya sering menyerang warga. Dibutuhkan 100 orang untuk menarik buaya ini dari Sungai Barangray Era menuju truk yang akan mengangkutnya. Buaya yang diberi nama Lolong ini diperkirakan berusia 50 tahun. Dia ditangkap karena bulan lalu warga melihat Lolong memakan seekor sapi. Lolong juga diduga memangsa nelayan. Namun ketika Lolong dipaksa muntah, tidak ada tanda-tanda dia pernah memangsa manusia.
Menurut Wali Kota Bunawan, buaya ini adalah buaya terbesar yang pernah ditangkap di Filipina. Memang buaya ini selain menarik perhatian para warga setempat, kemungkinan akan dinobatkan sebagai buaya terbesar di dunia karena ukuran dan beratnya yang luar biasa. Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina mengatakan, buaya yang ditangkap hidup-hidup di Filipina ini panjangnya menglahkan panjang buaya jantan yang ditangkap di Australia yang diakui oleh Guinness Book of World Records sebagai reptil terbesar di dunia yang ‘hanya’ berukuran panjang 5,5 meter atau 19 kaki. Walikota juga menambahkan pemerintah setempat sedang mempersiapkan operasi lain yang bertujuan untuk menangkap buaya besar lain yang diduga masih berkeliaran, dan diyakini buaya tersebut fisiknya jauh lebih besar daripada buaya yang baru saja ditangkap.
Tapi penangkapan buaya ini menuai protes dari kelompok kelompok perlindungan hewan. Mereka menuntut pemerintah untuk membebaskan buaya raksasa yang ditangkap di rawa-rawa Filipina selatan itu. Tapi tentu saja para pejabat di Filipina selatan menolak mentah mentah tuntutan tersebut.tuntutan kelompok-kelompok pelindung hewan itu. Dengan alasan tuntutan itu tidak bertanggung jawab, pejabat setempat meminta kelompok kelompok yersebut memikirkan dampaknya pada warga setempat sebelum mengeluarkan tuntutan tersebut. Mereka juga menambahkan kalau pelepasan kembali buaya itu hanya akan menempatkan bahaya pada kehidupan warga, Mereka juga mengatakan kalau ribuan warga merasa lega atas penangkapan buaya guide yang kemudian dikasih nama Lolong itu. Selain Masyarakat untuk Perlakuan Etis terhadap Hewan yang berbasis di Manila, sebuah organisasi non-pemerintah menyebut dirinya sebagai Animal Kingdom Foundation Inc. juga mengirim surat kepada wali kota kota Bunawan, dan mendesak agar mengembalikan Lolong ke alam liar.
Tapi walikota Bunawan mengelak dan menyatakan bahwa hal terbaik yang dapat dilakukan LSM-LSM itu adalah membantu kota dengan menyediakan keahlian teknis mereka dan mungkin bisa memberikan dana untuk mengurus Lolong. Wtf..?
Reptil itu kemudian dipindahkan ke sebuah penangkaran seluas 800 meter persegi yang dikelilingi tembok 1,22 meter dengan kawat di atasnya. Tapi sekarang buaya raksasa seberat 1.075 kilogram yang mencuri perhatian dunia itu mogok makan dan sudah berlangsung selama kurang lebih enam hari.
Menurut penjaga Taman Margasatwa, Ronnie Sumiller, Lolong diduga stres berat setelah diburu dan ditangkap. Tapi karena biasanya buaya memang tidak makan setiap hari hal ini dianggap normal. Di alam bebas, buaya sebesar Lolong bisa bertahan enam bulan tanpa makan.
Wali Kota Bunawan mulai khawatir dengan aksi mogok makan buaya ini. Dia sempat melihat sendiri bagaimana buaya ini tak bernafsu makan meski sudah disediakan ayam di dekatnya. Lolong yang menolak makan juga menjadi perhatian Theresa Mundita Lim, Direktur Kawasan Hutan Lindung. Dia meminta agar jangan terlalu banyak warga yang menonton Lolong karena ditakutkan Lolong akan tambah stres, apalagi beberapa waktu lalu beberapa pengunjung ada yang melemparinya dengan batu hanya untuk melihatnya bergerak.
Walikota Bunawan berharap Lolong akan menjadi pusat atraksi bagi sektor eko-wisata Filipina dan Lolong akan menjadi bintang terbesar di taman margasatwa itu. Walikota Bunawan juga menyatakan kalau dia sangat gembira bisa menjadikan hewan buas itu menjadi salah satu asset kotanya.  Aktivis pembela hak hewan masih terus mendesak otoritas margasatwa di Filipina agar membebaskan Lolong.
Aktivis dari The People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menyatakan, buaya raksasa sepanjang enam meter tersebut harus dikembalikan ke habitatnya. Bila hewan buas itu berada di taman margasatwa, Lolong akan membahayakan keselamatan seluruh pengunjung. Tapi lagi lagi walikota berkelit dengan mengatakan bahwa  sekitar 1.300 warga Filipina yang memancing di rawa berpotensi diserang oleh buaya tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar