Minggu, 02 Juni 2013

Kanibalisme Buaya


Bayi buaya atau aligator bisa jadi santapan yang paling nikmat bagi aligator besar. Praktek kanibalisme ini rupanya tak jadi soal karena dinilai turut membantu stabilitas populasi buaya atau aligator. 
Sebuah penelitian dari Florida Fish and Wildlife Conservation Comission mendapati bahwa antara enam dan tujuh persen anak aligator menjadi makanan saudaranya yang lebih dewasa. Meski persentasenya kecil, kanibalisme ini menjadi faktor yang penting dalam meregulasi populasi.
Peneliti memanfaatkan proyek penandaan dan pelacakan aligator di Danau Orange di Gainesvile, Florida, yang pernah digelar antara tahun 1981 sampai 1987. Sebanyak 267 sisa perut aligator dewasa yang dibunuh pemburu diperiksa untuk mengetahui seberapa banyak aligator bertanda yang dimakan aligator lain. 33 sisa perut alligator berisi tanda, dengan total 56 tanda secara keseluruhan. Satu aligator ternyata begitu laparnya sehingga memakan setidaknya 14 aligator lain yang lebih kecil. Aligator lain umumnya memakan satu atau dua aligatoryang sudah ditandai. Data ini berhubungan dengan data bahwa 91 persen korban kanibalisme adalah buaya yang berumur di bawah tiga tahun.
Langkah penelitian berikutnya adalah mengetahui bagaimana kanibalisme ini diterjemahkan ke seluruh populasi aligator di Danau Orange. Untuk melakukan itu, peneliti perlu mengetahui berapa lama penanda tersimpan di perut buaya tanpa terbuang dalam proses ekskresi. Jadi, para peneliti memberi makan 10 aligator dengan masing-masing lima penanda. Untuk menstimulasi penelanan alami, penanda itu dimasukkan ke dalam kaki aligator yang diambil dari telur yang mati. Selama 588 hari kemudian, kesepuluh aligator menjalani pemeriksaan sinar X secara periodik untuk memeriksa penanda di perutnya. Di akhir eksperimen, 75 persen dari penanda, atau total 38, masih ada di perut.
Dibandingkan dengan total populasi aligator di Danau Orange dan temuan dari pemeriksaan penanda di perut aligator, peneliti memperkirakan sebanyak enam sampai tujuh persen aligator muda menjadi korban aligator yang lebih tua. Meski begitu, para ahli mengingatkan bahwa angka itu akan berbeda di danau atau rawa lainnya. Masalah kanibalisme akan berbeda, tergantung pada kaya atau tidaknya sumber makanan lain di sana. Memahami berapa sering aligator saling memakan juga penting karena pekerja pelestarian kehidupan liar perlu memahami dinamika populasi dalam menentukan tujuan dalam proteksi dan perburuan aligator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar